Musik Melayu
Musik Melayu awalnya berasal dari semenanjung Arab dan dipengaruhi oleh
budaya India ini, mencerminkan pula kepribadian masyarakat di mana musik ini
berasal.
Orang pertama yang menggunakan istilah ‘Melayu’ dalam musik adalah Dr A K
Gani, tokoh Parti Serikat Islam Indonesia (PSII), pada 1938. Di mata Gani, musik
Melayu adalah musik rakyat dan dia pernah berkata: "Bisa dimanfaatkan
untuk membangkitkan nasionalisme."
A K Gani memasukkan keroncong, orkes harmonium, dan irama Malaya ke dalam
rumpun orkes Melayu. Sejak itulah, pada masa awal kemerdekaan, musik ini
mendapat keutamaan. Radio Republik Indonesia adalah media pertama yang
meluaskan orkes Melayu ini hingga sangat popular dan menjadi musik untuk
rakyat.
Sepuluh tahun sejak ‘Gerakan Bersama’ itu muncul, pelbagai corak lagu
Melayu dihasilkan dan yang paling menonjol adalah Melayu Deli. Instrumen yang
digunakan dalam irama Melayu Deli ini antara lain akordian, seruling,
kadang-kala gambus dan rebana (yang menerima pengaruh musik Arab). Selain itu
juga digunakan gendang yang menghentak.
Gendang ini digunakan untuk mengiringi tarian yang mengutamakan gerak kaki.
Gendang ini digunakan untuk mengiringi tarian yang mengutamakan gerak kaki.
Begitu dominannya pengaruh Melayu Deli. Jika orang menyebut 'Melayu' maka
yang hidup di kepala masyarakat adalah Melayu Deli. Pada sekitar 1955, Orkes
Melayu Chandralela pimpinan Mashabi dengan penyanyi seperti Said Effendi, Ellya
Agus (Ellya Khadam), Juhana Satar, dan Elvy Sukaesih sangat popular.
Menyusul kemudian Orkes Melayu Bukit Siguntang pimpinan Abdul Chalik dengan
penyanyi, Hasnah Thahar dan Husaimi. Ada juga A Haris yang mencipta lagu yang
sangat terkenal, Kudaku Lari.
Di Malaysia, penyanyi irama Melayu Deli yang cukup berjaya dan terkenal
serta masih bergiat aktif hingga sekarang, antaranya ialah Datuk Ahmad Jais,
Datuk Sharifah Aini, Herman Tino dan Zaleha Hamid.
Musik Flamenco
Musik Flamenco lahir dan berkembang hingga saat ini di Andalusia, daerah di
sisi selatan spanyol Namun, sebenarnya Musik tersebut merupakan hasil dari
pengaruh budaya Arab yang kuat.
Pengaruh itu meliputi gaya pertunjukannya, ritma, hingga. rentang nada yang
digunakan dalam setiap lagu, Jadi bisa dikatakan, Flamenco yang ada saat ini
merupakan gabungan antara tradisi Spanyol dan Arab.
Keduanya saling mengisi. sebagai sebuah karya seni, lagu dalam Flamenco dapat dikenal dari link lokal, gerakan tarian improvisasi, dan ritme Riinis yang mengiringi, baik link vokal maupun tariannya.
Keduanya saling mengisi. sebagai sebuah karya seni, lagu dalam Flamenco dapat dikenal dari link lokal, gerakan tarian improvisasi, dan ritme Riinis yang mengiringi, baik link vokal maupun tariannya.
Lagu klasik dark Flarnenco ini banyak mengeksplorasi kesedihan, luka, ban
kematian. Pada awalnya, lagu-lagu ini hanya menggunakan instrumen musik ritinis
atau sekadar akapela. Alat musik gitar baru digunakan pada ábad ke-19 saat para
gipsi menyanyikan dan menarikan Flamenco di kafe-cafe.
Berdasarkan penelusuran sejarahnya, kata Flamenco serertinya berasal dari
turunan bahasa Arab, felag mangu, yang artinya petani yang menjadi buronan,
Makna itu didapatkan dari turunan akar bahasa Arab yang berarti melarikan diri,
kata tersebut digunakan pada sekitar abad ke-14, dan digunakan oleh kaum gipsi
di Andalusia. Ketikca itu mereka sering disebut gitanos atau flamencos.
Sedangkan untuk sejarah musiknya, asal usul Flamenco terlepas dari pengaruh
kerajaan: Muslim di Andalusia terutama ketika kekuatan kerajaan itu mulai
menurun, diiringi masuknya kekuatan Katholik di bagian tengah dan utara Spanyol
yang semakih mendesak kerajaan Muslim di selatan, Saat itulah terjadi
pertukaran budaya, Flamenco muncul ketika orang-orang Muslim, Yahudi, Kristen,
dan gitanos berinteraksi satu sama lain.
available on Telegram t.me/liriklaguok